Berdasarkan artikel Elegi Pemberontakan Pendidikan Matematika 10:
Architectonic Mathematics (2) di atas saya dapat mengambil pengetahuan bahwa
Matematika itu tidak lain tidak bukan kecuali adalah pikiran para siswa itu
sendiri. Untuk itu Matematika itu tidak boleh dipaksakan pada diri siswa, namun
Matematika itu harus lahir dari hati dan pikiran siswa itu sendiri. Inilah hal
yang perlu dipahami oleh seorang guru saat ini, guru harus mampu mengembangkan
potensi yang ada pada diri siswa agar kemampuan yang mereka miliki dapat
berkembang dengan baik.
Minggu, 26 Mei 2013
Refleksi Elegi Pemberontakan Pendidikan Matematika 10: Architectonic Mathematics (2)
Refleksi Elegi Pemberontakan Pendidikan Matematika 5: Peran Intuisi dalam Mathematical Research
Hakekat
Matematika Sekolah sebagai kegiatan penelusuran pola atau hubungan. kegiatan
problem solving, kegiatan investigasi, komunikasi. Keempat hakikat Matematika ini perlu dikembangkan di sekolah-sekolah
agar kemampuan siswa dapat berkembang. Hakikat Matematika tesebut akan menuju
pada penerapan dari pembelajaran yang
inovatif. Dengan pembelajaran inovatif
siswa akan aktif dalam menelusuri atau menemukan pola Matematika, mampu
memecahkan masalah Matematika, mampu melakukan investigasi atau penelitian
dalam Matematika, serta dapat berkomunikasi dengan baik dalam Matematika.
Refleksi Elegi Pemberontakan Pendidikan Matematika 7: Structuralism Mathematics
Implementasi pembelajaran matematika di sekolah adalah sebagai ARCHITECTONIC MATHEMATICS yang
emerging pada pikiran diri siswa masing-masing melalui interaksinya dengan
dunia konkrit. Jadi Matematika itu adalah hati dan pikiran siswa itu sendiri.
Seorang guru tidak bisa memaksakan siswanya dalam pembelajaran Matematika.
Dengan begitu diharapkan siswa dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan
kemampuan mereka. Inilah yang diharapkan dari pembelajaran Matematika kita.
Refleksi Elegi Pemberontakan Pendidikan Matematika 4: Kompetensi Matematika juga Menghasilkan Mathematical Intuition
Berdasarkan artikel “Elegi Pemberontakan Pendidikan Matematika 4:
Kompetensi Matematika juga Menghasilkan Mathematical Intuition” di atas dapat
kita ketahui bahwa secara timbal balik kompetensi matematika ternyata juga
menghasilkan mathematical intuition. Hal ini maksudnya dalam upaya mencapai
kemampuan yang dimiliki dalam Matematika tentu memerlukan ide-ide. Ide-ide yang
telah dirumuskan ini apabila telah diterima secara umum tentu akan memperluas
cakupan intuisi yang dimiliki.
http://powermathematics.blogspot.com/2010/09/elegi-pemberontakan-pendidikan_6614.html?showComment=1368888721710#c8564215621802073824
Refleksi Elegi Pemberontakan Pendidikan Matematika 1: Intuisi dalam Matematika
Intuisi merupakan hasil pemikiran manusia tanpa melalui pemikiran yang
dilakukan secara sadar, jadi intuisi itu datang begitu saja tanpa pemikiran
yang jelas sebelumnya. Intuisi dapat berasal dari pengalaman-pengalaman. Dengan
intuisi dalam Matematika dapat memberikan wawasan yang lebih luas mengenai
Matematika. Jadi intuisi sangatlah penting dalam pembelajaran Matematika.
Refleksi News Update: Koalisi Pendidikan Menolak Kurikulum 2013
Adanya kebijakan akan berlakunya kurikulum terbaru yakni kurikulum 2013
di dunia pendidikan Indonesia tentu menghadirkan berbagai pro dan kontra dari
berbagai pihak. Kebijakan tersebut terkesan terburu-buru dan belum melalui
persiapan yang matang. Inilah yang membuat banyaknya penolakan terhadap
berlakunya kurikulum 2013 ini. Berbagai alasan yang telah dipaparkan pada
artikel di atas tentu dapat menjadi alasan yang kuat mengapa banyak pihak yang
menolak pelaksanaan kurikulum 2013 ini. Untuk itu perlu dievaluasi kembali
mengenai kurikulum 2013 ini. Jangan sampai keputusan yang diambil saat ini
justru membuat keadaan pendidikan di Indonesia semakin terbengkalai hanya
karena keputusan yang kita ambil saat ini tidak tepat.
Langganan:
Postingan (Atom)